Minggu, 29 Agustus 2010

Teknik Pembuatan kompos sederhana II

 Lanjutan Teknik Pembuatan kompos sederhana I

Standarisasi Pembuatan Kompos

Dengan mengetahui bahwa kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan, sedangkan proses pengolahan kompos sendiri sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan perbandingan C dan N bahan baku, maka untuk menentukan standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi proses pembuatan kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga diperoleh kompos yang memiliki standar tertentu. 
Setelah standar campuran bahan baku kompos dapat dipenuhi yaitu kelembaban ideal 50 – 60 persen dan mempunyai perbandingan C / N bahan baku 30 : 1, masih terdapat hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu harus dilakukan pengawasan terhadap:
  1. Temperatur
  2. Kelembaban
  3. Odor atau Aroma, dan
  4. pH
Pengamatan Temperatur

Temperatur adalah salah satu indikator kunci di dalam pembuatan kompos.  Apakah panasnya naik ?  Sampai temperatur berapa panas yang dapat dicapai ?  Dalam berapa lama panas tersebut dapat dicapai ?  Berapa lama panas tersebut dapat berlangsung ?  Apa arti dari keadaan-keadaan tersebut ? Campuran bahan-bahan seperti apa yang dapat mempengaruhi profil temperatur ?
Panas ditimbulkan sebagai suatu hasil sampingan  proses yang dilakukan oleh mikroba untuk mengurai bahan organik.  Temperatur ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik sistim pengomposan ini bekerja,  disamping itu juga dapat diketahui sejauh mana dekomposisi telah berjalan.  Sebagai ilustrasi,  jika kompos naik sampai temperatur 40°C – 50°C, maka dapat disimpulkan bahwa campuran bahan baku kompos cukup mengandung bahan Nitrogen dan Carbon  dan cukup mengandung air (kelembabannya cukup) untuk menunjang pertumbuhan microorganisme.  Pengamatan temperatur harus dilakukan dengan menggunakan alat uji temperatur yang  dapat mencapai jauh ke dalam tumpukan kompos.  Tunggu sampai beberapa saat sampai temperatur stabil. Kemudian lakukan lagi di  tempat yang berbeda.   Lakukanlah pengamatan tersebut di beberapa lokasi, termasuk pada berbagai kedalaman dari tumpukkan kompos.  Kompos dapat memiliki kantong-kantong  yang lebih panas dan ada kantong-kantong yang dingin.  Semuanya sangat bergantung kepada kandungan uap air (kelembaban) dan komposisi kimia bahan baku kompos.  Maka akan diperoleh peta gradient temperatur.  Dengan menggambarkan grafik temperatur dan lokasi-lokasinya sejalan dengan bertambahnya waktu, maka dapat dijelaskan:
  1. Sudah berapa jauh proses dekomposisi berjalan
  2. Seberapa baik komposisi campuran bahan baku tersebut
  3. Seberapa rata campuran tersebut dan  dibagian mana campuran tidak rata
  4. Dibagian mana sirkulasi udara berjalan normal dan dibagian mana kurang normal.
Dari informasi  diatas, maka dapat diambil keputusan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil akhir dan memperoleh kompos dengan kualitas yang diinginkan. 
Pada proses komposting yang baik, maka temperatur 40°C  – 50 0C dapat dicapai dalam 2 – 3 hari.  Kemudian dalam beberapa hari berikutnya temperatur akan meningkat sampai bahan baku yang didekomposisi oleh mikroorganisme habis. Dari situ barulah temperatur akan turun. 
Dari beberapa kali proses pembuatan kompos dengan sistim Windrow, dengan memakai campuran bahan baku kompos terdiri dari kotoran sapi, kotoran ayam, kotoran kambing, dedak dan jerami,  perubahan temperatur mencapai 40°C – 50 °C dapat dicapai dalam waktu 3 (tiga) hari.  Oleh karena itu pembalikan kompos dilakukan pada hari ke 4 (empat). 
Setelah pembalikan pertama temperatur akan turun, lalu naik lagi sampai mencapai 55°C – 60°C pada hari ke 6. Oleh karena itu dilakukan lagi pembalikan ke dua pada hari ke 6 (enam) atau 3 hari setelah pembalikan pertama, setelah pembalikkan temperatur akan turun dan naik lagi sampai 55°C – 60°C pada hari ke 9 (sembilan).  Pada hari ke 9 (sembilan) ini atau 3 hari setalah pembalikkan ke dua dilakukan lagi pembalikan ke 3 (tiga). 
Apabila komposisi campuran bahan baku tepat, temperatur akan stabil sampai hari ke 12 (dua belas) dan seterusnya, untuk kemudian turun dan stabil pada temperatur tertentu.
Pada hari ke 14 tumpukan kompos dapat mulai dibuka untuk didinginkan dan kemudian selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengepakan.

Pengamatan Kelembaban

Pembuatan kompos akan berlangsung dengan baik pada satu keadaan campuran bahan baku kompos yang memiliki kadar uap air antara 40 – 60  persen dari beratnya.  Pada keadaan level uap air yang lebih rendah, aktivitas mikroorganisme akan terhambat atau berhenti sama sekali.  Pada keadaan level  kelembaban yang lebih tinggi, maka prosesnya kemungkinan akan anerobik, yang akan menyebabkan timbulnya bau busuk.
Ketika bahan baku kompos dipilih untuk kemudian dicampur, kadar uap air dapat diukur atau diperkirakan. Setelah proses pembuatan kompos berlangsung, pengukuran kelembaban tidak perlu diulangi,  tetapi dapat langsung diamati tingkat kecukupan kandungan uap air tersebut.
Apabila proses pembuatan kompos sedang berjalan, lalu kemudian muncul bau busuk, sudah dapat dipastikan kompos mengandung kadar air berlebihan.  Kelebihan uap air ini telah mengisi ruang pori, sehingga menghalangi diffusi  oksigen melalui bahan-bahan kompos tersebut. Inilah yang membuat keadaan  menjadi anaerobik. Pencampuran bahan baku dengan potongan 4 – 10 cm, seperti bahan jerami, potongan kayu, kertas karton, serbuk gergaji dll dapat mengurangi permasalahan ini.
Apabila melakukan pembuatan kompos dengan memakai sistim aerated static pile ataupun sistim in Vessel, berhati-hatilah dalam menambahkan udara (oksigen), jangan sampai menyebabkan kompos menjadi kering .  Indikasinya adalah perhatikan temperatur, jika temperatur menurun lebih cepat dari biasanya, maka ada kemungkinan kompos terlalu kering.

Pengamatan Odor / Aroma

Jika proses pembuatan kompos berjalan dengan normal, maka tidak boleh menghasilkan bau yang menyengat (bau busuk).  Walaupun demikian dalam pembuatan kompos tidak akan terbebas sama sekali dari adanya bau.  Dengan memanfaatkan indra penciuman, dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi selama proses pembuatan kompos.
Sebagai gambaran, jika tercium bau amonia, patut diduga campuran bahan kompos kelebihan bahan yang mengandung unsur Nitrogen (ratio C/N terlalu rendah).  Untuk mengatasinya tambahkanlah bahan-bahan yang mengandung  C/N tinggi, misalnya berupa:
  • Potongan jerami, atau
  • Potongan kayu, atau
  • Serbuk gergaji, atau
  • Potongan kertas koran dan atau karton dll
Jika tercium bau busuk, mungkin campuran kompos terlalu banyak mengandung air.  Apabila ini terjadi, lakukanlah pembalikan (pada sistim windrow), tambahkan oksigen pada sistim Aerated Static Pile atau In Vessel.

Pengamatan pH

Pengamatan pH kompos berfungsi sebagai indikator proses dekomposisi kompos. Mikroba kompos akan bekerja pada keadaan pH netral sampai sedikit masam, dengan kisaran pH antara 5.5 sampai 8.
Selama tahap awal proses dekomposisi, akan terbentuk asam-asam organik. Kondisi asam ini akan mendorong  pertumbuhan jamur dan akan mendekomposisi lignin dan selulosa pada bahan kompos. Selama proses pembuatan kompos berlangsung, asam-asam organik tersebut akan menjadi netral dan kompos menjadi matang biasanya mencapai pH antara 6 – 8.
Jika kondisi anaerobik berkembang  selama proses  pembuatan kompos, asam-asam organik akan menumpuk. Pemberian udara atau pembalikan kompos  akan mengurangi  kemasaman ini.  Penambahan kapur dalam proses pembuatan kompos tidak dianjurkan. Pemberian kapur (Kalsium Karbonat, CaCo3) akan menyebabkan terjadinya kehilangan nitrogen yang berubah menjadi gas Amoniak. Kehilangan ini tidak saja menyebabkan terjadinya bau, tetapi juga menimbulkan kerugian karena menyebabkan terjadinya kehilangan unsur hara yang penting, yaitu nitrogen. Nitrogen sudah barang tentu lebih baik disimpan dalam kompos untuk kemudian nanti digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.

Ciri-Ciri Kompos Jadi

Setelah semua proses pembuatan kompos dilakukan, mulai dari pemilihan bahan, pengadaan bahan, perlakuan bahan, penyusunan bahan, pencampuran bahan, pengamatan proses, pembalikan kompos sampai dengan jadi kompos. Selanjutnya adalah pengetesan sederhana terhadap kompos. Apakah kompos yang dibuat tersebut sudah jadi dengan baik ?.  Apa saja ciri-cirinya ?

Ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah:
  1. Warna; warna kompos biasanya coklat kehitaman
  2. Aroma; kompos yang baik tidak mengeluarkan aroma yang menyengat, tetapi mengeluarkan aroma lemah seperti bau tanah atau bau humus hutan
  3. Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpal. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.
Pengujian sederhana Hasil Pengomposan

Kompos matang biasanya dilihat dari hasil uji rasio C/N. Namun uji ini harus dilakukandi laboratorium kimia. Sebenarnya ada cara yang sederhana dan mudah untuk menguji kualitas kompos, yaitu dengan uji kecambah dan uji dengan tanaman.

sample pengujian 'Perkecambahan'

Kompos diuji untuk perkecambahan biji. Biji yang digunakan adalah biji yang mudah diperoleh, mudah berkecambah, dan cepat berkecambah. Sebaiknya gunakan tanaman yang sensitif dan responsif terhadap kadungan hara kompos/tanah. Saya menggunakan biji kacang ijo untuk menguji kualitas kompos. Anda tidak harus menggunakan biji kacang ijo, boleh saja menggunakan biji-biji yang lain. Caranya sebagai berikut:
uji kompos dengan kecambah
  1. Siapkan biji kacang ijo yang akan digunakan sebagai bahan pengujian.
  2. Rendam biji tersebut dalam larutan garam. Ambil biji yang tenggelam dan buang biji yang mengampung.
  3. Siapkan tempat untuk perkecambahan. Bisa menggunakan 4 baki kecil atau kardus makanan.
  4. Baki diisi dengan:(a) kapas basah, (b) tanah top soil, (c), bahan mentah kompos, dan (d) kompos yang akan diuji. Untuk point c dan d dapat diganti dengan cotnoh-contoh kompos yang lain.
  5. Letakkan kurang lebih 20 biji kacang ijo di setiap tempat tersebut.
  6. Tutup tempat dengan platik wrap atau bahan transparan lainnya.
  7. Biarkan di tempat teduh selama 2 hari.
  8. Hitung jumlah biji yang berkecambah di hari kedua
Hitung indek perkecambahannya: (jumlah biji berkecambah pada contoh kompos)/(jumla biji berkecambah pada tanah)
uji perkecambahan 1
Kecambah di kapas basah
uji perkecambahan 2
Kecambah di tanah top soil
Uji perkecambahan 3
Kecambah di bahan baku kompos
Uji perkecambahan 4
Kecambah di kompos matang

Kompos yang berkualitas bagus adalah kompos yang indek perkecambahannya mendekati atau lebih besar dari 1. Misalnya: 0,75. Jika kurang dari itu, atau nilanya rendah berarti kompos tersebut belum cukup matang.

Uji Tanaman

Pengujian ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada Uji Perkecambahan. Tetapi uji ini dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Tanaman yang digunakan untuk pengujian adalah tanaman-tanaman hortikultura yang mudah tumbuh dan mudah diperoleh, dan murah. Anda bisa menggunakan caysim, kangkung, cabe, tomat, atau yang lainnya. Caranya sebagai berikut:
  1. Siapkan tanah dan kompos yang akan diuji. Untuk tanah gunakan tanah-tanah marjinal atau tanah yang miskin hara atau tanah sub soil.
  2. Masukkan tanah ke dalam polybag. Ukuran polybag tergantung pada jenis tanaman yang digunakan.
  3. Campurkan tanah marjinal dengan sampel kompos dengan perbandingan 6 : 4, yaitu 6 bagian tanah di campur dengan 4 bagian kompos. Masukkan campuran tanah-kompos ini ke dalam polybag yang berukuran sama dengan langkah sebelumnya
  4. Tanam biji-biji tanaman uji ke dalam polybag tersebut.
  5. Amati pertumbuhan tanaman dalam selang waktu tertentu. Misalnya: setiap minggu, dua minggu, atau setiap bulan. Tergantung jenis tanamannya.
uji perkecambahan 1
Tanaman yang tumbuh di tanah marjinal (sub soil)
Uji tanaman 2
Tanaman yang tumbuh di kompos yang kurang matang.
uji tanaman 3
Tanaman yang tumbuh di kompos yang matang. Secara visual dengan metode ini sudah bisa diketahui mana kompos yang matang dan kompos yang kurang matang. Dapat juga Anda membandingkan bobot basah dan bobot kering dari setiap tanaman uji tersebut dan mengujinya dengan prosedur statistik.

Penyimpanan Kompos

 
Kompos apabila sudah jadi, sebaiknya disimpan sampai 1 atau 2 bulan untuk mengurangi unsur beracun, walaupun penyimpanan ini akan menyebabkan terjadinya sedikit kehilangan unsur yang diperlukan seperti Nitrogen. Tetapi secara umum kompos yang disimpan dahulu lebih baik. Penyimpanan kompos harus dilakukan dengan hati-hati, terutama yang harus dijaga adalah:
  1. Jaga kelembabannya jangan sampai  <  20 persen dari bobotnya
  2. Jaga jangan sampai kena sinar matahari lansung (ditutup)
  3. Jaga jangan sampai kena air / hujan secara langsung (ditutup)
  4. Apabila akan dikemas, pilih bahan kemasan yang kedap udara dan tidak mudah rusak. Bahan kemasan tidak tembus cahaya matahari lebih baik.
Kompos merupakan bahan yang apabila berubah, tidak dapat kembali ke keadaan semula (Ireversible). Apabila kompos mengering, unsur hara yang terkandung didalamnya akan ikut hilang bersama dengan air dan apabila kompos ditambahkan air kembali maka unsur hara yang hilang tadi tidak dapat kembali lagi. Demikian juga dengan pengaruh air hujan. Apabila kompos kehujanan, unsur hara akan larut dan terbawa air hujan.
Kemasan kompos sebaiknya bahan yang kedap adalah untuk menghindarkan kehilangan kandungan air. Kemasan yang baik membuat Kompos mampu bertahan sampai lebih dari 3 tahun.

Keunggulan dan Kekurangan Kompos

Pupuk organik mempunyai sangat banyak kelebihan namun juga memiliki kekurangan bila dibandingkan dengan pupuk buatan atau kimi (anorganik).
Kekurangan
  1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
  2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan implementasinya.
  3. Dalam jangka  pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk organik  yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan.
Keunggulan
  1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).
  2. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.
  3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.
  4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
  5. Menjadi penyangga pH tanah.
  6. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
  7. Membantu menjaga kelembaban tanah
  8. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
  9. Tidak merusak lingkungan. 

Selamat berkreasi dengan sampah disekitar anda, jadikan kreatifitas anda bagian dari save the world
Sumber : http://manglayang.blogsome.com , wikipedia.co.id , isroi.wordpress.com 

Sabtu, 28 Agustus 2010

Teknik Pembuatan kompos sederhana I

cinta lingkungan

Metode daur ulang (Kompos) sebagai bentuk penangulangan terhadap pemanasan global?!

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Humus Sebagai Teladan Sumber Bahan Organik

Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan khewan yang mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman.
Batasan pengertian mengenai humus ini bisa saja berbeda sesuai dengan tingkat penelitian dan kecermatan pengamatan dari pembuat batasan pengertian itu sendiri.
Sementara itu ada juga yang memberikan batasan pengertian lain yaitu humus adalah bahan organik yang terdiri dari bahan organik bukan humus dan bahan-bahan humus yang dibagi lagi menjadi Humin, Fulfic Acid dan Asam Humus.

Hal terpenting dari proses pembentukan humus ini adalah bahwa dalam proses pembentukannya, ada kaitan yang sangat erat antara unsur Carbon (C) dan Nitrogen (N).
Pokok permasalahannya justru terletak pada kenyataan bahwa dalam proses dekomposisi bahan organik oleh jasad-jasad mikro, disamping karbohidrat yang dijadikan sebagai sumber energi dan pertumbuhan mikroba, ternyata juga dibutuhkan N dan P.  Bahan-bahan yang terakhir ini diasimilir menjadi bahan tubuhnya. Dengan jalan ini protein tumbuhan dialihkan menjadi protein mikroba.
Perbandingan dari C/N humus dapat diperhitungkan dari berbagai senyawa yang menyusun humus.  Humus tanah rata-rata mengandung bahan-bahan sebagai berikut :


Bahan
Komposisi
Kandungan C
Lignin
45%
28.80%
Protein
35%
17.50%
Karbohidrat
11%
4.84%
Lemak, Damar,  Lilin
3%
2.10%
Tidak diketahui
6%
3.00%
TOTAL
100%
56.24%

Total kandungan karbon dalam humus adalah 56.24 persen. Sementara itu Kadar N dalam protein adalah 16 persen, sedangkan humus mengandung 35 persen protein, jadi kadar N dalam humus adalah 35 x 0.16 = 5.6 persen.

Oleh karena itu hasil bagi C/N rata-rata adalah 56.24 / 5.6 =  10.04 persen. Hubungan C dan N ini di dalam humus berada dalam keadaan hampir konstan, berada pada nilai antara 10 sampai 12.
Oleh karena itulah nilai C/N ratio 10 - 12 ini dapat dianggap sebagai acuan dalam pembuatan kompos. Dari hasil penelitian dan uji coba pembuatan kompos, telah diketahui bahwa untuk mendapatkan C/N ratio 10 – 12,  maka diperlukan campuran bahan baku dengan C/N ratio 30.
Permasalahannya adalah bagaimana membuat formula agar dengan mencampurkan berbagai jenis bahan-bahan baku kompos sedemikian rupa sehingga diperoleh nilai C/N ratio bahan baku dengan 30. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhitungkan untuk memperoleh C/N ratio bahan baku sebesar 30 tersebut.

Pembuatan kompos adalah murni sebagai usaha petani untuk memberikan nutrisi bagi tanaman secara stabil dengan memanfaatkan limbah.  Limbah tersebut dapat berupa limbah ternak, limbah pertanian ataupun limbah-limbah lainnya agar dapat dimanfaatkan di lahan-lahan pertanian. 
Untuk memanfaatkan limbah bukan berarti tidak memiliki masalah. Sebagai contoh limbah kotoran sapi. Kotoran sapi memiliki kandungan air yang sangat besar, dapat mencapai 60 – 85 persen. Kandungan air yang tinggi ini dapat memperberat kerja pengolahannya.
Disamping itu limbah sapi memiliki C/N ratio yang relatif rendah untuk dapat menghasilkan kompos yang baik.
Dahulu dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, pemecahan masalah ini masih sulit dilakukan, tetapi sekarang dengan semakin diketahuinya pengetahuan tentang perbandingan bahan baku dan pengaturan kelembaban untuk pemrosesan kompos, ternyata, pemecahan dari permasalahan ini dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, serutan kayu atau jerami, untuk menyerap kelebihan air maupun mengatur keseimbangan C/N. 
Jadi pemanfaatan dan penggabungan bahan-bahan tadi yang emmiliki C/N ratio tinggi sekaligus juga dapat menaikkan C/N ratio bahan baku kompos.  Limbah-limbah ternak merupakan bahan organik yang menarik untuk dijadikan kompos bagi usaha pertanian bunga dan sayuran. Di New York, Amerika Serikat, telah banyak petani yang memanfaatkan kotoran kuda, kotoran ayam, kotoran sapi, untuk dijadikan kompos secara komersial.  Di Amerika Serikat sudah sejak tahun 1992 pemerintahnya menetapkan program budidaya organik secara Nasional, kemudian 2 (dua) tahun kemudian  sudah terdapat 2.000.000 (dua juta) titik yang memproses kompos.
Kompos apabila dilihat dari proses pembuatannya dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
  • Kompos yang diproses secara alami, dan
  • Kompos yang diproses dengan campur tangan manusia.
Kompos Yang Diproses Secara Alami

Yang dimaksud dengan pembuatan kompos secara alami adalah pembuatan kompos yang dalam proses pembuatannya berjalan dengan sendirinya, dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia. Manusia hanya membantu mengumpulkan bahan, menyusun bahan, untuk selanjutnya proses composting / pengomposan berjalan dengan sendirinya.  Kompos yang dibuat secara alami memerlukan waktu pembuatan yang lama, yaitu mencapai waktu 3 – 4 bulan bahkan ada yang mencapai 6 bulan dan lebih.

Kompos Yang Dibuat Dengan Campur Tangan Manusia

Yang dimaksud dengan pembuatan kompos dengan campur tangan manusia adalah pembuatan kompos yang sejak dari penyiapan bahan (pengadaan bahan dan pemilihan bahan), perlakuan terhadap bahan, pencampuran bahan, pengaturan temperatur, pengaturan kelembaban dan pengaturan konsentrasi oksigen, semua dilakukan dibawah pengawasan manusia. 
Proses pembuatan kompos yang dibuat dengan campur tangan manusia biasanya dibantu dengan penambahan aktivator pengurai bahan baku kompos.  Aktivator pembuatan kompos terdapat bermacam-macam merk dan produk, tetapi yang paling penting dalam menentukan aktivator ini adalah bukan merk aktivatornya, akan tetapi apa yang terkandung didalam aktivator tersebut, berapa lama aktivator tersebut telah diuji cobakan, apakah ada pengaruh dari unsur aktivator tersebut terhadap manusia, terhadap ternak, terhadap tumbuh-tumbuhan maupun pengaruh terhadap organisme yang ada di dalam tanah atau dengan kata lain pegaruh terhadap lingkungan hidup disamping itu juga harus dilihat hasil kompos seperti apa yang diperoleh.
Tujuan dari pembuatan kompos yang diatur secara cermat seperti sudah disinggung diatas adalah untuk mendapatkan hasil akhir kompos jadi yang memiliki standar kualitas tertentu. Diantaranya adalah memiliki nilai C/N ratio antara 10 – 12.
Kelebihan dari cara pembuatan kompos dengan campur tangan manusia dan menggunakan bahan aktivator adalah proses pembuatan kompos dapat dipercepat menjadi 2 –  4 minggu.

Terdapat beberapa metoda pembuatan kompos yang umum dilakukan, yaitu :
  • Wind Row sistem
  • Aerated Static Pile
  • In Vessel
Ketiga sistim ini telah banyak dioperasionalkan  secara luas.  Dari ke tiga sistim ini mana yang dapat menghasilkan kompos yang terbaik tidaklah penting, karena masing-masing sistim mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.


Sistim Windrow 

Windrow sistim adalah proses pembuatan kompos yang  paling sederhana dan paling murah.  Bahan baku kompos ditumpuk memanjang , tinggi tumpukan 0.6 sampai 1 meter, lebar 2-5 meter.  Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40 – 50 meter.
Sistim ini memanfaatkan sirkulasi udara secara alami. Optimalisasi lebar, tinggi dan panjang nya tumpukan  sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku, kelembaban, ruang pori, dan sirkulasi udara untuk mencapai bagian tengah tumpukan bahan baku.
Idealnya adalah pada tumpukan bahan baku ini harus dapat melepaskan panas, untuk mengimbangi pengeluaran panas yang ditimbulkan  sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba.
Windrow sistim ini merupakan sistim proses komposting yang baik yang telah berhasil dilakukan di banyak tempat untuk memproses pupuk kandang, sampah kebun, lumpur selokan, sampah kota dll.  Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistim ini, maka dilakukan proses pembalikan secara periodik  Inilah secara prinsip yang membedakannya dari sistim pembuatan kompos yang lain. 
Kelemahan dari sistim Windrow ini adalah memerlukan areal lahan yang cukup luas.


Sistim Aerated Static Pile

Sistim pembuatan kompos lainnya yang lebih maju adalah Aerated Static Pile. Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim, tetapi dalam sistim ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara.  Udara ditekan memakai  blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter. Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila temperatur terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur turun aliran oksigen ditambah. 
Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat sedemikian rupa homogen sejak awal.  Dalam pencampuran harus terdapat rongga udara yang cukup.  Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus dipotong-potong mencapai ukuran 4 – 10 cm.

Sistim In Vessel

Sistim yang ke tiga adalah sistim In Vessel Composting. Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat silo atau parit memanjang.  Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer, sistim ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah kota.
Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistim Aerated Static Pile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran kompos jadi yang berbeda.


Kunci Pembuatan kompos
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam proses pembuatan kompos, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang Benar

Salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan proses pembuatan kompos adalah bagaimana memperoleh kombinasi campuran bahan baku sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil akhir berupa kompos yang memiliki perbandingan C dan N = 10 s/d 12.  Dari hasil penelitian, telah diketahui bahwa terdapat 2 (dua) parameter penting dalam menentukan pemilihan bahan baku, yaitu:
  • Faktor kelembaban Bahan Baku
  • Faktor C / N ratio bahan baku
Faktor Kelembaban Bahan Baku
Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup mikroorganisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila kekurangan air. Apabila kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan organik akan melambat. Apabila kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi praktis akan terhenti. Akan tetapi, apabila kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa oksigen), yang akan menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).  Umumnya proses komposting menghendaki kelembaban ideal antara  50 – 60 persen.  Keadaan ini merupakan keadaan ideal untuk memulai proses pengomposan.


Faktor C/N ratio Bahan Baku

Dari sekian banyak unsur yang diperlukan oleh mikroorganisme yang medekomposisi bahan organik, Carbon dan Nitrogen adalah unsur yang paling penting dan menjadi faktor pembatas (disamping phospat).  Carbon adalah sumber energi dan merupakan 50 persen dari bagian massa sel microba. Nitrogen merupakan komponen paling penting sebagai penyusun protein dan bakteri disusun oleh tidak kurang dari 50% dari biomasanya adalah protein. Jadi bacteri sangat memerlukan Nitrogen untuk mempercepat pertumbuhannya. Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal dan proses dekomposisi kompos akan melambat. Kebalikannya, seandainya jumlah N terlalu banyak, akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba sangat cepat dan ini akan menyebabkan masalah pada aroma kompos, sebagai akibat dari keadaan anaerobik. Dalam keadaan seperti ini sebagian dari Nitrogen akan berubah menjadi gas amoniak yang menyebabkan bau dan keadaan ini merugikan, karena menyebabkan Nitrogen yang kita perlukan akan hilang. 
Jadi harus hati-hati dalam menangani bahan baku kompos, terutama bahan baku yang banyak mengandung Nitrogen (biasa disebut bahan hijauan, seperti potongan rumput), terutama dalam mengatur proses suplai oksigennya. Sebaiknya bahan bahan seperti ini diatur pencampurannya dengan bahan-bahan yang mengandung C (biasa disebut bahan coklatan tinggi, seperti limbah serutan kayu). 
Pencampuran bahan baku yang mengandung C dan N sebesar 30 : 1 (berdasarkan berat), membuat keadaan kandungan unsur-unsur penyusun proses pembuatan kompos seimbang. Oleh kerena itu untuk mendapatkan hasil akhir kompos yang mencapai perbandingan C/N ratio 10 s/d 12, dan mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, maka aturlah kelembaban bahan baku 50 – 60 persen dan buatlah campuran bahan baku sedemikian rupa sehingga bahan baku kompos mempunyai nilai C berbanding N adalah 30 berbanding 1.
Menghitung campuran bahan baku kompos agar memiliki C/N ratio 30 : 1, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Kompos 

Bersambung ke .......

Fenomena alam yang menakjubkan I

Beberapa kejadian & fenomena alam maha dahsyat yang terjadi beberapa belahan dunia saat ini, merupakan 
suatu bukti kebesaran sang khalik pemilik  dunia ini.


  • Pohon dengan batang bercorak pelangi

 Luar biasa memang melihat The Rainbow Eucalyptus,Ini adalah satu satunya spesies kayu putih yang tumbuh dibelahan bumi utara.Mungkin ini terlihat seperti rekayasa para seniman...Tetapi bukan!
Luar biasa memang melihat The Rainbow Eucalyptus,Ini adalah satu satunya spesies kayu putih yang tumbuh dibelahan bumi utara New Guinea, New Britain dan Filipina..Mungkin ini terlihat seperti rekayasa para seniman...Tetapi bukan!
Ada Banyak fakta lainnya yang menarik, pohon The Rainbow di gunakan untuk membuat kertas putih. Tinggi pohon ini sampai 70 meter sangat mengesankan.
Lalu kenapa kulit kayu terlihat warna warni seperti pelangi?

Rahasia di balik Eucalyptus Rainbow sebenarnya cukup sederhana. Pada waktu tertentu tiap tahun ,Lapisan kulit pohon mengalami perubahan secara alami. setiap lapisan yang hilang akan digantikan lapisan yang baru dengan warna berbeda, kulit hijau dalam terekspos, setiap patch baru pertama berubah kebiruan, kemudian oranye, ungu dan merah.Hal ini menciptakan efek pelangi yang membuat pohon-pohon ini begitu baik untuk dilihat.

Sumber : http://www.keajaibanalam.co.tv

  • Lubang Api ( the door to hell )

[Image: pic06191.jpg]

Tempat ini ada di Uzbekistan yg dikenal oleh penduduk setempat sebagai Pintu ke Neraka.

[Image: pic19815.jpg]

Kisah ini berawal kira-kira 35 tahun yg lalu ketika ahli geologis menggali tempat ini mencari gas alam

[Image: pic22888.jpg]

Secara tiba-tiba ketika dilakukan penggalian, mereka menemukan satu jurang besar dibawah tanah

[Image: pic19156.jpg]

Tak seorang pun yg berani turun ke dalam jurang tersebut disebabkan jurang tersebut dipenuhi gas asli bumi.

[Image: pic11511.jpg]

Untuk menghilangkan penyebaran gas beracun yang keluar dan mencemarkan bumi, mereka telah menyalakan api di dalam jurang tersebut dan semenjak itu hingga kini, telah 35 tahun lubang ini terbakar tanpa henti walau
sesaat.
   
Lubang api di Uzbekistan Asia Tengah ini sungguh menakjubkan sekaligus menakutkan. Coba bayangkan jika Anda terjatuh di lubang besar yang dipenuhi dengan api seperti ini. Sungguh mengerikan, penduduk setempat mengenal Lubang Api ini sebagai Pintu ke Neraka.

Asal muasal terjadinya Lubang Api tersebut berawal sekitar 35 tahun yang lalu, ketika ahli geologis menggali tempat tersebut untuk mencari gas alam. Ketika dilakukan penggalian itu, mereka menemukan satu jurang besar di bawah tanah. Saking besarnya, sampai-sampai semua peralatan penggalian ikut masuk ke dalam jurang tersebut.

Jurang itu dipenuhi dengan gas bumi yang beracun. Nah, untuk mencegah penyebaran ga beracun maka mereka menyalakan api di jurang itu. Dan terjadilah lubang api seperti pada gambar di bawah ini

Sumber : http://jekethek.blogspot.com

  • Pusaran Angin diatas air berbentuk monster (Sea Monster or Spinning Water )

monster Loch Ness mungkin hanya pusaran air yang terlalu aktif. Angin puyuh kecil, biasanya disebut water devil, bisa terbentuk diatas air hangat, membawa air ke atas dan membentuk semacam saluran di atas permukaan air. Water devil ini bisa berputar-putar tak beraturan, kadang mengeluarkan suara desis dan blekutuk blekutuk (ada yang ngerti blekutuk-blekutuk? Hehehe. Suara semacam buble gitu lah). Suara berisiknya ini ditambah bentuk seperti leher yang panjang bisa memberi kesan orang yang melihat bahwa ada monster laut mulai muncul mau sarapan.

  • Hujan darah yang mengerikan di India


seldarah.jpg

Darah menetes dari langit kedengarannya kok kayak film horor Hollywood yah? Tapi hujan berwarna merah tua dilaporkan sejak jaman ancient Roman. Meski hujan ini membuat ngeri orang-orang, hujan ini sebenarnya bukan darah. Ini disebabkan oleh debu atau pasir yang tertiup ke atmosfir dan terbawa oleh angin dengan jarak yang sangat jauh akhirnya bercampur dengan awan hujan dan memberi warna pada hujan itu sendiri. Di Eropa hujan merah ini biasanya diwarnai oleh debu yang terbawa menyebrangi benua berasal dari badai pasir Sahara. Hujan berwarna yang lain bisa terjadi karena obyek2 lain (pollen bisa membuat hujan kuning, debu dari tambang batu bara bisa membuat hujan hitam, bahkan beberapa debu bisa membuat hujan susu putih.
Sumber : berbagai sumber
  • 3 (tiga) pancaran sinar Matahari & pelangi melengkung




Beberapa saat yang lalu di berita tv, saya menyaksikan sebuah berita yang cukup fenomenal yang beberapa bulan lalu terjadi di Kota Laiyang, Provinsi Shandong pada tanggal 27 Maret 2009 kira-kira jam 16:20 hingga 16:50 AM.

'Penampakan' atau Fenomena tersebut terekam jelas dalam sebuah video yang berdurasi sekitar 1 menit.. dalam berita itu pula, banyak masyarakat China yang turut menyaksikan fenomena tsb.

Kemudian, saya pun tertarik untuk mencari sepotong demi sepotong berita mengenai munculnya fenomena 3 matahari berserta pelangi yang terbalik di China.

Pada sumber pertama, saya menemukan informasi bahwa fenomena tersebut berlangsung sekitar 1 1/2 jam yakni antara pukul 16.00 s/d 17.30 AM. Di sumber lain saya mendapatkan data bahwa fenomena itu terjadi pada pukul 16:20 hingga 16:50 AM.

Keadaan Cuaca saat itu sangat dingin.. saya kurang tahu berapa derajat tepatnya suhu padasaatfenomenatsbterjadi.

Pada kedua sisi depan matahari, ada dua cahaya bulat yang samar-samar, seperti matahari tersembunyi di balik awan, di sisi Timur muncul pelangi yang sangat besar seperti busur.

  • Hujan Ikan , Kodok & ular


Dari California ke England ke jepang, orang-orang secara berkala melaporkan adanya hujan aneh. Hujan binatang-binatang kecil semacem ikan, kodok, ular kadang-kadang terjadi tanpa diduga, bahkan jauh dari area perairan loh. Tornado di atas air bisa berputar dan membawa serta air, dan apapun yang ada didalamnya, ke atas awan. Angin yang kuat bisa membawa muatan ini ke jarak yang jauh sebelum membuangnya diatas orang-orang yang nggak menduga.

Alquran dan Injil pernah mengisahkan akan hal ini tentang kesombongan Firaun dan kaumnya. Jika diberi kebaikan dan kemakmuran dari Tuhan, mereka berkata, “Inilah usaha kami.” Manusia zaman sekarang juga ada yang seperti ini, ketika sukses mereka berkata, “Ya, karena usaha saya, saya ini berhasil.” Jika ditimpa kesusahan, kaum Firaun melemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. (QS. 7: 131)

Seolah menantang dan keras kepala, pengikut Firaun berkata, “Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.” (QS. 7: 132). Firaun dan pengikutnya yang masih ada hingga sekarang ini meledek bahwa bukti kekuasaan Tuhan yang disampaikan melalui Musa (Moses) dan Harun (Aaron) as. itu sebagai sihir. “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan (thûfân), belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS. 7: 133)
Jadi, apa yang terjadi di zaman sekarang bukanlah sesuatu fenomena baru dan menganehkan. Zaman dahulu, sebagai bukti bagi orang yang ingkar kepada Tuhan, Allah sudah tampakkan kuasa-Nya. Hanya orang-orang yang sadar dan berpikir yang dapat mengambil pelajaran. Wallahualam.

  • Lubang besar berbentuk cincin di langit rumania

lubang di langit rumania

Fenomena aneh kali ini adalah lubang besar dilangit.awan cincin yang berbentuk lubang di langit terjadi di rumania dan moskow rusia.
Jika dilihat dari kejauhan awan berbentuk cakram atau cincin yang diuraikan oleh sebuah cincin cahaya matahari, tampak mirip sebuah kapal alien yang membentuk Lubang Di Langit.Ahli meteorologi menjelaskan bahwa fenomena disaksikan di Moskow hanyalah sebuah efek optik yang dihasilkan oleh kondisi cuaca yang langka. Akan tetapi rekaman terbaru yang diambil pada akhir pekan lalu itu cukup membuat takjub itu yang diketahui
Kedua klip di Rumania dan Moskow muncul dan menunjukkan formasi yang dikenal dengan nama “fallstreak hole.” Ini terjadi ketika uap air di udara mendingin di bawah 0 derajat C tetapi tidak mampu berubah menjadi es. Sementara sebagian besar air super dingin tetap tergantung di langit, cincin es yang terbentuk dan turun ke bumi, meninggalkan berbentuk lubang donat di lapisan awan. Efek terang yang terlihat dalam gambar video di Rusia dan Rumania disebabkan oleh matahari yang rendah dilangit.
Sebenarnya Lubang di langit ini bukan hanya terjadi di rumania, terjadi di beberapa tempat dunia , entah sejak kapan yang pasti ada foto yang sudah dari tahun 2003 kejadian ini asli sebuah fenomena alam biasa tapi memang luar biasa dan jarang terjadi.mudah-mudahan kita sebagai manusia akan selalu ingat kepada sang pencipta mungkin saja lewat lubang di langit rumania menjadi perantaranya