Sabtu, 08 Mei 2010

PLC Programmable Logic Controller Dasar


Dalam dunia otomatis industri, pneumatik mulai dikenal setelah tahun 1950 dimana teknologi tersebut merupakan peralatan yang dapat bergerak secara linier atau rotari dengan menggunakan media penggerak, gerakan tersebut diakibatkan karena adanya perbedaan tekanan antara sisi masukan dan keluaran.

Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
  •     Identifikasi dan perumusan masalah
  •     Studi literatur
  •     Perancangan konseptual.
  •     Pembuatan gambar rancangan atau konstruksi
  •     Perakitan komponen-komponen
  •     Perangkaian sistem elektrik
  •     Pemasangan sistem kontrol otomatis
  •     Pembuatan program
  •     Analisa dan pengujian program
  •     Penarikan kesimpulan dan saran.

          Usaha perancangan merupakan  pekerjaan yang kreatif, karena didasarkan pada berbagai disiplin ilmu yang ada. Ilmu-ilmu tersebut seperti matematika, mekanika teknik, thermodinamika, kinematika, fisika, kimia, elektro, dll.

Gerakan peralatan pneumatik dapat dikontrol dengan menggunakan:
a)       Rangkaian peralatan pneumatik yang dinamakan “Full Pneumatic Controller
b)       Rangkaian listrik yang dikenal dengan nama “Electro Pneumatic Controller
c)        Alat kontrol terprogram yang dinamakan “Programmable Logic Controller (PLC)” .

             Teknologi pneumatik yang digunakan dalam sistem industri dinamakan MPS (Modular Production System) atau sistem Produksi Modular. Sistem ini maksudnya adalah terdiri dari beberapa stasiun yang dapat berfungsi secara individu dan secara bersama-sama. Sistem pengaturan tersebut bermacam-macam jenisnya, mulai dari sistem pengaturan elektromekanik konvensional yang menggunakan relay atau kontaktor sampai dengan mempergunakan PLC atau Programmable Logic Controller atau sering disebut Sequencer.

          PLC dikembangkan pertama kali oleh para insinyur dari General Motor pada tahun 1968, saat itu perusahaan ini sedang mencari alternatif lain untuk menggantikan sistem pengaturan yang rumit karena mempergunakan relay.

Spesifikasi alat pengaturan yang ingin mereka ciptakan saat itu adalah:

-        Dapat diprograman dengan sederhana
-        Perubahan program tidak harus disertai dengan perubahan menyeluruh
-        Lebih ringkas dimensinya, lebih murah dalam penggunaannya, dan dapat lebih diandalkan dibandingkan dengan sistem yang telah ada
-        Pemeliharaan murah dan mudah
-        Wiring lebih mudah dan lebih cepat
-        Lebih baik dalam segi keamanannya

             Secara umum konsep PLC adalah Programmable, maksudnya PLC memiliki kemampuan untuk diprogram dan menyimpan program tersebut dalam memori yang dimilikinya sehingga dapat menjalankan suatu sistem produksi secara otomatis; Logic,       maksudnya mempunyai kemampuan dalam memproses masukkan (input) secara aritmatik, yaitu melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, dan negasi; Controller, mempunyai kemampuan dalam sebagai sistem pengatur yang bekerja berdasarkan sinyal input sehingga menghasilkan  output sesuai dengan yang dikehendaki.

Fungsi PLC


            Berdasarkan konsep diatas, kita dapat ketahui bahwa PLC merupakan suatu alat pengaturan yang bekerja berdasarkan program yang dimasukkan (input) ke dalamnya.  PLC  bekerja dalam sistem yang menggunakan sinyal biner. Sinyal ini digunakan dalam kontrol program, dan dapat diproses secara digital dan disimpan dalam sebuah memori elektronik, dan sinyal tersebut dapat juga dipergunakan untuk mengaktifkan kerja motor, silinder, dsb yang merupakan keluaran (output) dari sistem PLC. Fungsi dan kegunaan PLC hampir tak terbatas, tapi dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus. Secara umum fungsi dari PLC adalah Kontrol sekuensial maksudnya PLC memproses input sinyal biner menjadi output, yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial) sesuai dengan urutan kerja yang dikehendaki; Monitoring Plant maksudnya PLC dapat digunakan secara terus-menerus untuk memonitor status suatu sistem (misalnya; temperatur, tekanan, tingkat ketinggian, dan lain-lain) dan mengambil tindakan yang diperlukan, sehubungan dengan proses yang dikontrol.
             Sedangkan fungsi PLC secara khusus, adalah dapat memberikan masukan input pada CNC (Computerized Numerical Control). Kemudian, input yang telah diterima tersebut diterjemahkan untuk pemrosesan lebih lanjut.


Struktur komponen PLC.












Diagram sistem kerja PLC

Komponen-komponen utama yang dimiliki oleh PLC

1.      Central Control Unit (CCU)
      CCU merupakan inti dari PLC. Karena, dalam CCU terdapat unit-unit seperti Processing Unit, Arithmatic and Logic Unit, serta memori penyimpan data yang diintegrasikan dalam suatu kesatuan unit, sehingga dapat memproses sinyal input yang masuk untuk diterjemahkan kedalam sinyal output.

 






Diagram Central control unit dari sebuah PLC

Pemrosesan sebuah program oleh CCU berdasarkan tabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

-        Program memori berisi perintah-perintah yang harus dikerjakan, CCU mempunyai akses ke program memori;
-        Control Unit mengatur keluar masuknya data dari program memori untuk diolah sehingga program tersebut dapat dijalankan pada sistem kerja;
-        Data output yang merupakan hasil pemrosesan data input dikeluarkan oleh control unit melalui modul output ke sistem kerja.
        CCU yang dipergunakan bergantung pada sistem kerja yang dikontrol. Oleh karena itu, besar CCU ditentukan berdasarkan memori yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu proses. Bila sistem kerja mempunyai skala yang kecil maka PLC yang dibutuhkan adalah PLC unit kecil yang mempunyai memori yang terbatas. Begitu juga sebaliknya.

2.      Programming Unit

      PLC beroperasi berdasarkan program yang dimasukkan oleh user (pengguna). Program tersebut dimasukkan kedalam PLC menggunakan Programming Unit. Secara luas terdapat 4 macam Programming Unit, yaitu:
a)       Hand-held Unit
        Hand-held Programming Unit berbentuk handset seperti kalkulator dan mempunyai karakter keyboard sesuai dengan bahasa pemrograman yang dipakai pada sistem PLC, seperti Ladder Diagram.
b)       Video Programming Unit atau System Programming Unit
        Video Programming Unit mempunyai sistem yang lebih canggih daripada Hand-held Unit. Mempunyai tampilan tabung sinar katoda serta keyboard. Unit ini menyediakan fitur-fitur programming yang interaktif dan dapat menampilkan Ladder Diagram secara lengkap pada layar, diperlengkapi dengan disc drive, guna menyimpan program yang secara kontinu, dan didownload ke PLC.
c)       Graphic Programming Unit
        Graphic Programming Unit merupakan suatu sistem Video Programming Unit yang kompleks, termasuk keyboard, monitor, dan disc system dan pemakai dapat melihat tidak hanya sebagian besar program namun juga dapat memonitor serta mendiagnosa jalannya program fasilitas berdasarkan tampilan grafik-grafik berwarna. Unit ini juga menyediakan fasilitas statistik yang berhubungan dengan sistem yang dikontrol, misalnya level stock, parameter proses, dll.
d)       Personal Computer
        Personal Computer (PC) dapat juga dipergunakan sebagai media pemrograman PLC dengan syarat, PC tersebut memiliki software program PLC.

3.      Memory

      Pada PLC terdapat dua bagian memori yang dipakai, yaitu fixed memory dan alterable memory. Fixed memory berisi program yang di-set oleh manufakturer, seperti Festo, Bosch Keyence, LG, dll. Biasanya program tersebut di-set kedalam chip IC yang disebut ROM (Read Only Memory) dan selama masa pengoperasian CCU program tersebut tidak bisa dihapus oleh user. ROM dibedakan menjadi dua macam yaitu:

-        EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory), memori jenis ini mempunyai keunggulan dalam hal kecepatan, harganya yang murah, dan dapat dipakai kembali (re-used) untuk keperluan pemrograman lain. Bersifat non-volatile, yang berarti isi memori akan tetap ada walaupun tegangan listrik mati memori ini perlu dikosongkan dengan cara penyinaran sinar ultraviolet (UV light);
-        EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory), memori jenis ini mempunyai kemiripan dengan EPROM, namun perbedaannya terletak pada cara penghapusannya yang menggunakan arus listrik.

        Alterable memory Berisi berbagai macam data seperti program diagram, status fungsi, status I/O, dan lainnya. Program tersebut disimpan dalam RAM (Random Acces Memory) dapat diubah atau dihapus oleh user. Memori jenis ini dapat digunakan untuk read-write. Maksudnya isi memori ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Kerugian penggunaan memori jenis ini adalah program dan data dapat hilang apabila arus listrik mati atau bersifat volatile

4.      Modul Input dan Modul Output

      Tahap-tahap sinyal input dari sensor, switch menuju CCU, adalah melalui modul input. Setelah sinyal input diproses oleh CCU, maka sinyal output yang dihasilkan, harus melalui modul output terlebih dahulu, setelah itu baru menggerakkan aktuator.

        Bila PLC sudah terprogram, kita dapat informasi tentang masuk dan keluarnya sinyal-sinyal pada PLC melalui penggunaan modul input dan modul output.

-        Modul input berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dari kabel-kabel yang terhubung dengan sensor-sensor, switch, indikator dan berbagai macam alat informasi input. Sinyal input dari sensor tersebut diproses untuk kemudian diteruskan ke CCU. Modul output menyediakan tegangan output untuk menggerakkan motor-motor listrik, katup-katup elektrik, dan lainnya.harus melalui modul output terlebih dahulu, setelah itu baru menggerakkan aktuator.







Diagram modul input

Keterangan gambar 

Deteksi tegangan              : menyakinkan bahwa tegangan masuk masih dalam batas yang diijinkan atau tidak. Bila tegangan yang masuk melebihi akan diturunkan melalui dioda breakdown.
Delay sinyal                      :  menyakinkan apabila tegangan yang diterima sudah merupakan input yang sebenarnya atau bukan. Rangkaian ini mempertahankan tegangan input sesaat (1-20 ms) untuk membedakannya dengan sinyal-sinyal lain seperti tegangan interferensi.
Optokopler                       :  mengirimkan informasi sensor berupa cahaya dan menciptakan isolasi elektronik antara kontrol dan rangkaian logika. Selanjutnya, melindungi komponen elektronik yang sensitif dan melindungi dari naiknya tegangan luar secara tiba-tiba. Terdapat optokopler yang mapu memberikan perlindungan terhadap tegangan sampai dengan 5 kV yang sesuai dengan aplikasi untuk industri.

-        Modul Output, berfungsi untuk mengeluarkan sinyal output yang berasal dari CCU ke elemen pengatur yang diperlukan untuk menggerakkan aktuator sesuai dengan tugas yang diberikan. Misalnya menyalakan motor servo, katup, dan lainnya.








Diagram modul output

 

Keterangan gambar

Optokopler                                        :   merupakan bentuk dasar dari power secara elektronik
                                                              yang memberikan perlindungan terhadap komponen elektronik dan juga berfungsi sebagai pengatur tegangan output. Saat ini, perlindungan terhadap short-circuit, overload serta power amplification telah dikemas dalam satu rangkaian terpadu berupa modul-modul melalui hubungan transistor.
Amplifier                                            :   berguna untuk menguatkan arus listrik output sehingga cukup kuat untuk menggerakkan aktuator.
Short-circuit monitoring                     :   berfungsi untuk memonitor apabila terjadi  hubungan singkat pada rangkaian luar dan memutuskan hubungan antara modul output dengan rangkaian

      Berdasarkan modul input dan modul output yang berhubungan dengan CCU kita dapat menentukan jenis PLC yang akan dipergunakan, yaitu compact PLC (modul input, CCU, dan modul output dikemas dalam satu kesatuan tempat) dan modular PLC (modul input, modul output, dan CCU dikemas dalam tempat yang terpisah).

5.      Catu Daya (Power Supply)
  
      Tegangan listrik yang tersedia di pabrik-pabrik biasanya sebesar 220 Volt Alternating Current (AC) pada 60 Hz (cycles per second). Sedangkan PLC beroperasi pada +5 dan -5 volt Direct Current (DC). Sistem PLC membutuhkan dua catu daya. Satu untuk keperluan peralatan output, sedangkan satu lagi untuk catu daya bagi modul-modul PLC tersebut yang menggunakan arus DC. Arus DC ini dapat diperoleh dari rangkaian terintegrasi atau transistor. Jika sistem catu daya menggunakan IC TTL dapat menghasilkan tegangan 5 volt, tetapi jika menggunakan IC CMOS tegangan yang didapat akan bervariasi dari 3 hingga 18 volt.


Komponen dari Sistem Kontrol yang menggunakan PLC

          Programmable Logic Controller adalah komputer yang dirancang secara khusus untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu. Komponen dari sistem kontrol yang terdapat pada PLC adalah:

Hardware                :   merupakan perangkat keras yang berbentuk komponen elektronik dan mekanis dari sebuah sistem komputer. Terdiri atas peripheral device, CCU, dan memori.
Software                  :   merupakan perangkat lunak yang berisi bahasa program-program komputer. Dengan menggunakan program-program tersebut memungkinkan untuk menjalankan hardware. Bahasa program menggambarkan hubungan-hubungan rangkaian logika.
Aktuator                  :   aktuator dapat berupa katup elektrik, motor listrik, dan sebagainya. Dan merupakan output PLC ke device pada sistem yang dikontrol.
Programmer           :   merupakan bahasa program yang telah ditulis oleh user diterjemahkan pada bahasa mesin CCU, kemudian bahasa mesin tersebut ditransfer ke dalam program memori untuk selanjutnya dieksekusi.

Pemrograman pada PLC

          Kontrol program adalah komponen utam dalam sistem yang bekerja secara otomatis. Kontrol program harus didesain secara sistematis, terstruktur dengan baik dan terdokumentasi agar:
-        Bebas dari kesalahan;
-        Pemeliharaan mudah;
-        Efektif dalam hal biaya.


Diagram Rangkaian

          Menunjukkan Diagram Pneumatic yang menjelaskan cara-cara pemasangan input maupun output dengan PLC. Juga menggambarkan hubungan PLC dengan catu daya. Tampak pada gambar bahwa input dihubungkan dengan switch,  sedangkan output dengan katup.























Sirkuit diagram


Organisasi Memori

          Untuk dapat memprogram PLC diperlukan sedikit pengetahuan tentang bagaimana organisasi memori dari sebuah PLC. Memori dari PLC dapat dibagi dalam tiga area, yaitu storage memory, user memory, dan housekeeping memory. Storage memory digunakan untuk menyimpan input dan output peralatan, timer dan counter serta preset value-nya, bit atau word untuk internal relay pada lokasi memori tertentu. Area user memory program digunakan oleh user untuk meletakkan programnya agar PLC dapat bekerja sesuai dengan yang dikehendaki. Program user disimpan dalam jumlah 16 bit, yang masing-masing word berisi satu instruksi program. Bit-bit dalam instruksi word dapat berupa “on” atau “off”. Housekeeping memory adalah area memori yang tidak dapat digunakan oleh user. Memory ini digunakan selama PLC beroperasi sebagai tempat mengerjakan fungsi-fungsi tertentu yang diperlukan untuk membuat PLC dapat bekerja, untuk fungsi aritmatika dan mengerjakan fungsi operasi internal lainnya.


Storage Memory
User Program
Housekeeping Memory

Pembagian memori PLC

Keterangan :


Storage memory                        : lokasi input/output, internal relay seperti flag, timer, counter.
Housekeeping memory              :    tidak dapat diakses oleh user.

Prosedur Pembuatan Program

             Untuk membuat program PLC yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan mengenai kontrol digunakan prosedur seperti berikut ini:

Langkah 1: mempertimbangkan gambaran permasalahan.
        Definisi permasalahan harus menjabarkan masalah kontrol secara tepat dalam bentuk yang detail. Informasi yang diperlukan seperti skema posisi, skema sequence dan tabel kebenaran menerangkan hubungan antara masukan dan keluaran dan juga berguna untuk tes terhadap resiko pada saat pemasangan.

Langkah 2: Allocation list.
        Allocation list berisi kondisi-kondisi program, termasuk pengindentifikasi terhadap sinyal yang digunakan oleh input maupun output, pengindentifikasi tersebut sesuai dengan alamat yang dimaksud.

Langkah 3 : Pembuatan Program
        Masalah kontrol yang digambarkan disini adalah dalam bentuk abstrak. Banyak pilihan yang bisa digunakan untuk pembuatan program.

Langkah 4 : Pemindahan ke dalam controller
        Dalam langkah ini, program yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa mesin agar dapat dimengerti oleh CCU.

Pembuatan Program

             Dalam menyusun program pada bahasa pemrograman secara umum diperlukan dua bagian penting, yaitu: allocation list dan function unit (unit fungsi).

1.     Allocation list
             Allocation list berisi alamat input serta output yang akan digunakan dalam program. Berfungsi untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman program, terlebih pada program-program yang menggunakan banyak operand.
Allocation list terdiri atas tiga bagian:
a.        Absolute operand, bagian yang mengamati perangkat keras PLC;
b.        Symbolic operand, bagian yang berisi nama operand yang ditulis secara simbolis;
c.        Operand command, bagian yang menerangkan fungsi suatu operand.

2.     Function Unit
             Unit fungsi merupakan unit yang diperlukan oleh PLC agar dapat berkomunikasi dengan peralatan lainnya. Yang termasuk dalam unit fungsi, yaitu:

a)       Input
Input dibutuhkan untuk memberikan sinyal ke PLC. Ada 2 macam input, yaitu  input internal dan eksternal.
        penulisan input internal adalah sebagai berikut:
In      : internal input n
Iwn : internal input word n
       
Input eksternal terdapat pada modul input dan output dan dapat diakses melalui modul bus. Input eksternal dapat di-set maupun di-reset melalui program untuk pengoperasian simulasi pada suatu sistem kontrol.
        . Penulisan input eksternal adalah sebagai berikut:
Im.n       : input n pada modul m
IWm       : input word pada modul m 

b)       Output
        Output dibutuhkan untuk mengirim sinyal dari PLC. Output PLC dapat di-set ataupun di-reset sebagai bit maupun word. Pada output terdapat juga output internal dan eksternal.
        Output internal terdapat pada modul CCU. Adapun penulisan output internal adalah sebagai berikut:
On         : internal output n
OWn      : internal output word n
      Output eksternal terdapat pada modul input dan output dan diakses melalui module bus. Penulisan keluaran eksternal adalah sebagai berikut:
Om.n       : output n pada modul m
OWm       : output word n pada modul m
c)       Flag dan Flag Word

      Flag dapat digunakan untuk menyimpan hasil sementara dari proses yang dilakukan. Cara penulisan flag word sebagai berikut:
Fm.n : flag n pada flag word m
FWm : flag word m
        Dalam banyak hal, flag word adalah identik dengan register. Apabila digunakan baterai back-up maka isi daripada flag dapat dipertahankan selama sumber tegangan dimatikan flag yang belum pernah diinisialisasi berisi bilangan acak.

d)      Timer, Timer Word dan Timer Preselect

      Timer adalah unit fungsi single-bit yang dapat diperiksa, di-set dan di-reset. Penulisan timer adalah sebagai berikut.
Tn : Timer n
        Jika suatu timer di-set, isi daripada timer preselect dari timer yang bersangkutan pada saat yang bersamaan disalinkan ke timer word. Dan selama hubungan timer belum selesai, bit timer akan memberikan sinyal logika 1. setelah segera isi timer word mencapai angka 0, berarti bahwa hitungan timer telah selesai, secara otomatis akan ter-reset. Bit timer akan memberikan sinyal logika 0.

      Timer word berisi harga aktual daripada suatu timer. Timer word merupakan unit fungsi multibit yang dapat dibaca dan diisi. Cara penulisan timer word yaitu:

CWn : timer word n
        Jika suatu timer word diisi dengan suatu harga, maka harga tersebut akan dikonversikan menjadi per seratus detik sesuai dengan pulsa per waktu yang ditentukan. Adapun pulsa pewaktu yang digunakan sebagai berikut:
-        HSC : Hundredths of SeCond (100 milidetik)
-        TSC : Tenths of a SeCond ( 10 milidetik)
-        SEC : SEConds (detik)
-        MIN : MINutes (menit)

        Timer preselect berisi harga awal daripada suatu timer. Harga dari awal selalu dianggap positif. Timer preselect merupakan unit dari fungsi multibit yang dapat dibaca dan diisi. cara penulisan timer preselect adalah sebagai berikut:
TPn : timer preselect n
        Apabila suatu timer di-set, isi daripada timer preselect ditransfer ke timer word dan timer diaktifkan. Pengisian harga pada suatu timer preselect dapat diikuti dengan spesifikasi pulsa pewaktu untuk timer yang bersangkutan.
e)       Counter
        Counter digunakan untuk menghitung barang ataupun kejadian. Counter word dan counter preselect adalah merupakan bagian daripada suatu counter. Counter adalah unit fungsi single bit yang dapat diperiksa, di-set dan di-reset. Cara penulisannya adalah sebagai berikut:
Cn : Counter n
        Jika suatu counter di-set, isi daripada counter preselect dari counter yang bersangkutan pada saat yang bersamaan disalin ke counter word. Selama penghitungan counter belum selesai, bit counter akan memberikan sinyal logika 1. segera setelah isi counter word mencapai angka 0, berarti hitungan counter telah selesai, counter secara otomatis di-reset. Bit counter akan memberikan sinyal logika 0 Counter word berisi tentang harga aktual daripada suatu counter. Counter word merupakan unit fungsi multibit yang dapat dibaca dan diisi. Cara penulisan counter word adalah sebagai berikut:
CWn : counter word n
        Jika suatu counter word diisi dengan harga, pada saat yang sama counter tersebut di-set. Jika suatu counter word mencapai harga 0 melalui instruksi DEC (perhitungan mundur), maka hitungan counter tersebut selesai dan bit counter akan memberikan sinyal logika 0. Begitu pula bila suatu counter word mencapai harga yang ditetapkan melalui instruksi INC (penghitungan maju), maka hitungan counter tersebut selesai dan bit counter akan memberikan sinyal logika 0. Jika suatu counter tidak dipergunakan dalam program, maka counter word yang bersangkutan dapat dipakai untuk memori data.
      Counter preselect berisi harga akhir dari hitungan maju. Harga akhir dari suatu hitungan mundur adalah 0. Counter preselect merupakan unit fungsi multibit yang dapat dibaca dan diisi. Cara penulisan counter preselect adalah sebagai berikut:
CPn : counter preselect n
        Jika suatu counter tidak dipergunakan dalam program atau hanya digunakan untuk perhitungan mundur saja, counter preselect dari counter tersebut dapat digunakan untuk memori data.
f)         Register (memori Data)
        Register digunakan untuk menyimpan suatu hasil akhir ataupun hasil sementara. Register adalah merupakan unit fungsi multibit yang dapat dibaca dan diisi. Cara penulisan register adalah sebagai berikut:
Rn : register n
        Register yang belum diinisialisasi akan berisi bilangan acak.

Bahasa Pemrograman

           
Macam-macam bahasa pemrograman sebagai program bagi PLC, yaitu:

-        Ladder Diagram
        Diagram ladder umumnya banyak dipergunakan. Bahasa ini menampilkan bentuk program dalam bentuk grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur dan menggambarkan aliran arus listrik. Garis horizontal yang dinamakan rung pada diagram ladder ini, fungsinya menghubungkan antara kutub positif dan kutub negatif catu daya. Dan dalam garis tersebut tersusun kontak-kontak yang menggambarkan fungsi dari switch, sensor, dan output. Input simbol “ [ ] “ (normally open) dan “ [ / ] “ (normally closed). Output mempunyai simbol “ (   ) “ yang terletak pada ujung kanan dari rung. Selama pemrograman setiap simbol-simbol diatas tersebut merupakan alamat simbolik (misalnya, S1, S2, S3, H1).






Diagram ladder

-        Statement list
        Statement list merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. Semua hubungan logika dan kontrol sekuens ditulis dengan menggunakan perintah yang mirip dengan bahasa pemrograman dalam Visual Basic, Pascal.






Bahasa program statement list

Sistem Kontrol Logika

          Program pada PLC pada dasarnya adalah pemrosesan sinyal-sinyal input pada controller sehingga menghasilkan output. Selain itu pemrosesan dapat menggunakan internal memory atau flag. Pemrosesan sinyal dalam PLC adalah merupakan hal yang penting untuk diketahui.
Sinyal

Sinyal Analog

          Tipe sinyal ini dapat dianggap merupakan beberapa nilai intermediate dari range batas-batas nilai yang diukur atau sinyal kontinu terhadap perubahan waktu.
Contoh dari sinyal analog adalah penunjukan kecepatan pada motor;  penunjukan tekanan pada pressure gauge.

Sinyal Digital

          Tidak seperti nilai sinyal analog, sinyal digital hanya menganggap suatu nilai yang diukur atau sinyal yang diskontinu terhadap perubahan waktu. Nilai disini merupakan hasil perkalian dengan nilai dari faktor pengali sebagai unit dasar (E) yang telah ditentukan. Contoh dari sinyal digital adalah Counter; Instrumen pengukur digital.

Sinyal Biner

          Sinyal biner merupakan bentuk khusus dari sinyal digital dengan hanya mempunyai nilai 1 dan 0.
Contoh : lampu kontrol yang menunjukkan sistem telah siap untuk beroperasi.
             Dalam teknologi PLC, sinyal biner dan pemrosesannya adalah merupakan hal yang sangat penting.

Pemrosesan Sinyal Biner


          Input dan output dari PLC adalah merupakan hubungan antara sensor serta aktuator dengan Central Control Unit. Input dan output sendiri pada dasarnya adalah bekerja menggunakan sinyal biner.
Kontrol untuk Fungsi yang Berurutan

          Dalam bidang industri, proses yang dikontrol kebanyakan merupakan proses yang berurutan (function sequence), artinya proses selanjutnya tidak akan dikerjakan sebelum proses yang sedang dikerjakan selesai.
             Sinyal “ 1 ” dapat digunakan untuk menunjukkan jika tekanan terlalu tinggi dan mekanisme tertentu perlu dilakukan jika keadaan kebalikannya yang terjadi.

Koneksi Logika
          Pogram pada PLC pada dasarnya adalah pemrosesan sinyal-sinyal pada input dan output. Pemrosesan sinyal pada PLC adalah hal penting untuk diketahui.

Hubungan Logika AND

          Dalam hubungan ini semua sinyal input yang di-AND-kan harus berupa 1 untuk mendapatkan sinyal output 1. Contoh dari penggunaan hubungan AND adalah output H akan aktif bila kedua input S1 dan S2 aktif.

S1
S2
H
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1

Tabel kebenaran hubungan logika AND
Hubungan Logika OR

          Dalam hubungan Logika ini paling sedikit satu input yang terhubung melalui OR harus berupa sinyal 1 untuk dapat menset sinyal 1 pada output. Contoh dari aplikasi hubungan OR adalah H akan aktif bila salah satu dari dua switch akan aktif (S1 atau S2).


S1
S2
H
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1







Tabel kebenaran hubungan logika OR

Hubungan Logika NOT

          NOT adalah hubungan yang membalik nilai dari sinyal biner. Terhadap input S1 yang tidak aktif, maka output H adalah aktif. Sebaliknya pun akan terjadi kebalikannya.



S1
H
0
1
1
0

Tabel kebenaran hubungan logika NOT













Tabel program
Keterangan :

q        Program Utama
Program ini adalah “manager” dari semua program yang mutlak bekerja secara terus-menerus selama PLC bekerja, yang mengatur program mana saja yang harus bekerja.
q        Program Proses
Program ini adalah program yang aktif dalam proses normal, yang berisi hal-  hal yang akan dilakukan pada proses normal (aplikasi pada modul storage).
q        Emergency
Program ini adalah program yang aktif pada keadaan darurat. Aktifnya   program ini akan menghentikan gerak elevator/lift dan menarik silinder pendorong ke posisi normal.
q        Reset
        Perintah yang berfungsi untuk mengembalikan semua  sistim keposisi awal.


------------------------------------------------------------------------ Bhumi Limus nunggal, bogor 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanggapan anda